banner 728x250

Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu Berkapasitas 84 Ton Per Hari di Banyuwangi Dimulai Awal November

banner 120x600

Banyuwangi ,SIBERNEWS.CO.ID_ Identitas budaya Banyuwangi jangan sampai ditinggalkan. Zaman boleh berkembang, namun kearifan dan peradaban Banyuwangi tidak boleh terpinggirkan,” tutur Ipuk.

Sementara Program Director for Project Banyuwangi Hijau, Andre Kuncoroyekti, menjelaskan bangunan TPST ini terdiri dari sejumlah bangunan utama. Meliputi area penimbangan, bongkar muat, pemilahan sampah, pengemasan dan pergudangan, penanganan residu, gudang kompos, serta area komposting. Juga ada beberapa bangunan pendukung seperti mushola, kantor, aula, loker, pengolahan air limbah, hingga lokasi parkir.

BACA JUGA :
Subden POM Dan Batalyon 514 Ucapkan HUT Bhayangkara Yang Ke 77 Kepada Polres Bondowoso

“Saat ini sudah dalam tahap pembersihan dan pematangan lahan. Pembangunan akan dilakukan dua tahap. Tahap pertama dimulai November ini dengan membuat areal pemilahan sampah non organik dan sebagain area kompos. Dua bangunan ini kita target selesai awal Februari 2023 sehingga proses penanganan sampah bisa segera dimulai,” kata Andre.

Berikutnya akan dilakukan pembangunan tahap kedua pada areal komposting dan banguan utama lainnya. Ditarget bisa rampung pada Agustus 2023.

BACA JUGA :
Ops Lilin Krakatau 2022, Kapolda Pimpin Apel Gabungan Tekab 308 Presisi Polda Lampung dan Jajaran

“Desain bangunannya akan mengadopsi budaya lokal Banyuwangi. Misalnya, bentuk atap yang menyerupai rumah Suku Osing, penggunaan ornamen Gandrung dan batik Gajah Oling di pintu masuk maupun dinding bangunan,” ungkap Andre.

Andre juga menegaskan, pembangunan TPST ini akan melibatkan masyarakat sekitar. Mulai proses konstruksi hingga operasionalnya nanti.

“Selain itu disiapkan sarana prasarana penanganan sampahnya. Kami juga akan berikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat. Di antaranya, sistem pengelolaan sampah, penyiapan penguatan kelembagaan, hingga kampanye perubahan perilaku,” jelas Andre (red)

BACA JUGA :
Plengsengan Di Desa Singojuruh Ambrol dan Rusak Parah