banner 728x250

Lemahnya Pengawasan Pihak Sekolah SMPN  2 Cluring Atas Keselamatan Para Murid

banner 120x600

Banyuwangi,SIBERNEWS.CO.ID – Terjadinya insiden pengeroyokan yang menimpa  Siswa SMP N 2 Cluring, kabupaten Banyuwangi, propinsi Jawa timur Berbutut panjang. Pasalnya, korban pengeroyokan justru di duga mendapat prilakuan intimidasi dari oknum guru.

Kejadian pengeroyokan yang terjadi 2 Minggu yang lalu tersebut baru di tindak lanjuti setelah adanya laporan dari pihak kelurga korban ke pihak  Polsek cluring pada hari kamis (7/9/2023)

Dari hasil laporan tersebut, pihak Polsek meminta agar di selesaikan secara mediasi atas apa yang menimpa korban pengeroyokan (R) dengan pihak sekolahan.

Sehingga mediasi di lakukan pada hari ini Senin (11/9/2023)  bertempat di SMPN 2 Cluring dengan mengudang hadirkan pihak orang tua murid dan perwakilan serta di dampingi dari anggota Polsek cluring.

Akan tetapi pihak perwakilan korban (R) menyesalkan adanya dugaan intimidasi oleh oknum guru dan menilai pihak sekolah lamban dalam melakukan penyelesaian  atas apa yang  telah menimpa R

BACA JUGA :
Polisi “Pejuang” di Situbondo Atur Lalu Lintas dan Menyeberangkan Anak Sekolah

“Ini merupakan record hitam dalam dunia pendidikan, apa yang telah terjadi pada R harus nya segera terselesaikan dengan baik dan lebih mengutamakan pendekatan kepada pihak keluarga dan korban, namun fakta justru R mendapatkan perlakuan intimidasi. Dan parahnya lagi hal itu di lakukan oleh oknum guru,” kata Sholeh

Ada nya tindakan intimidasi tersebut sudah merupakan  bentuk  bahwa pihak SMPN 2 Cluring  prematur dalam menjalankan tugas dan porsi seorang pendidik.

” Harusnya saat ada kejadian tersebut pihak sekolah tanggap, apalagi kejadian pengeroyokan terjadi di dalam kelas, namun fakta adanya respon ketika sudah ada laporan dari korban, tidak hanya itu saja, sebelum terjadi tindakan mediasi korban mengalami trauma secara sikis, dengan ucapan oknum guru yang lantang mengatakan agar pindah dari sekolah SMPN 2 Cluring,” Ungkap sholehudin

Sholehudin menambahkan, bahwa pihak SMPN 2 Cluring  lalai dalam memberikan rasa aman dan nyaman dalam lingkungan sekolah.

BACA JUGA :
Luar Biasa, SMKN 1 Bondowoso Raih Peringkat Empat Tingkat Nasional Lomba Film Pendek Dokumenter

” nilai pengamanan dan pengawasan sudah menjadi tangung jawab sekolah dalam bentuk apapun. Tidak seperti ini, setelah ada laporan dari kelurga korban baru di respon, apakah menunggu Sampek ada jatuh korban akibat tindakan murid yang berakibat mengancam keselamatan raga dan jasmani. Di ambil dengan adanya omongan oknum guru yang tidak mencerminkan seorang pendidik, maka dalam hal ini Besar harapan  keluarga korban agar pihak oknum guru tersebut memberikan klarifikasi atas ucapannya tersebut.” Ungkapnya kepada awak media

Sementara pihak sekolah saat  di konfirmasi setelah  mediasi bersama pihak keluarga pelaku maupun korban  justru enggan menjawab pertanyaan awak media.

” semua sudah selesai, setelah di lakukan mediasi bersama pihak Polsek cluring, dengan bukti pernyataan bersama, dan tidak akan saling menuntut   apakah perlu di ekspos,” ucap kepala sekolah.

BACA JUGA :
Menurut Perdunu Ritual Kembang Batur Sebagai Tolak Balak Ancaman Bencana Tsunami

KS lebih rinci mengatakan, adanya info bahwa anak tersebut mendapat perlakuan intimidasi  dari pihak oknum atas kejadian tersebut mengaku bigung.

“Kalau dengan bahasa. Lebih giat belajar apakah itu bagian dari intimidasi, saya (KS) kok bigung malahan. Yang benar tidak ada perlakuan spwti itu dari pihak guru, eaa nama juga anak anak.” Dalih Seneng Hariyanto  Kepala sekolah sembari meningalkan puluhan awak media.

Writer: Herman

Editor: Sincan