banner 728x250

Ketua PC GP Ansor Bondowoso Diminta Tidak Anti Kritik dan Arogan Sebagai Pemimpin Organisasi

banner 120x600

Bondowoso ,SIBERNEWS.CO.ID – Luluk Hariyadi Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bondowoso diminta tidak anti kritik dan bersikap arogan sebagai pimpinan organisasi di tubuh Banom NU

Menjadi seorang pemimpin itu harus kebal dan tidak alergi dengan kritikan, apa lagi yang mengkritik masih merupakan bagian kader dari organisasi yang dipimpinnya.

Justru kalau orang mengkritik, artinya mereka sayang dan peduli. Ini lah menjadi bahan evaluasi untuk diperbaiki lebih baik lagi kedepannya.

Hal itu disampaikan Muhammad Bariul Fajri Keder PAC GP Ansor Kecamatan Pujer setelah mendengar dan melihat sikap Ketua PC GP Ansor Bondowoso yang terkesan anti kritik dan terkesan bersikap arogan setelah mendapatkan kritikan dari salah satu pengurus PAC GP Ansor Maesan,

Kata Fajri, Ketua PC GP Ansor Bondowoso dikiritik karena tidak hadir di acara Turba PC Majelis Dzikir Rijalul Ansor Kabupaten Setempat, Jumat 30 Juni 2023.

Fajri mengatakan, sejak demokrasi terbuka pasca reformasi 1998, kebebasan berekspresi dan mengeluarkan pendapat menjadi hal yang lumrah dan tak lagi dikebiri.

“Kritikan pedas pun tak lagi termasuk kategori kriminal. Apalagi kritik yang disampaikan berkenaan langsung dengan persoalan pemimpin terhadap bawahannya di dalam sebuah organisasi GP Ansor. Jadi Sahabat Luluk Haryadi sebagai Ketua PC GP Ansor Bondowoso ketidakhadiranya lalu dikritik, karena tidak hadir di acara sahabat-sahabat GP Ansor Maesan. Sebabnya tak hadir, akibatnya dikritik, maka jangan alergi lah dengan kritik, ketua PC GP Ansor sebelumnya tidak ada yang anti kritik kok,” ujarnya, Minggu 2 Juli 2023.

BACA JUGA :
BRI Cabang Tanah Laut Siloatenung Berikan Bantuan Pembangunan Prasarana Kepada Polres Tanah Laut

Menurut Laki-laki yang saat ini masih selalu aktif di kegiatan PAC GP Ansor Pujer itu mengingatkan, Jadi orang nomor satu yang memimpin PC GP Ansor Bondowoso itu harus siap dikritik.

“Menjadi pemimpin di GP Ansor, ya dia menjadi milik publik GP Ansor, yang perkataannya, perbuatannya, tindakannya, serta ekspresinya pasti dalam pengawasan publik kader-kader GP Ansor. Semestinya menjadi pemimpin di GP Ansor harus menyadari hal itu. Jika antikritik jangan jadi Ketua PC GP Ansor Bondowoso lah. Jadi mandor tebu saja,” katanya pada media sambil senyum.

Fajri juga sangat menyesalkan, gegara Ketua PC GP Ansor dikritik sampai mengeluarkan mandataris Ketua PAC GP Ansor Maesan dari salah satu grup wahaatshap PAC. Bahkan, mengancam tidak mau menandatangani surat pengajuan SK yang akan disampaikan ke PW GP Ansor Jawa Timur.

BACA JUGA :
HUT Korem 083/Bdj Ke-59, Kodim 0822 Bondowoso Gelar Tasyakuran

“Jadi Ketua PC GP Ansor jangan arogan lah. Ingat, organisasi ini bukan organisasi haluan militerisme, tapi organisasi yang bernafaskan Ahlussunnah yang selu bersikap moderat, toleran, tawasut, dan tasamuh saat menyikapi setiap persoalan yang terjadi, apa lagi hanya kritik dari kader GP Ansor sendiri,” ujarnya.

Fajri melanjutkan, pemimpin antikritik yang mudah marah, kasar, dan arogan dalam bersikap merupakan tanda-tanda seseorang yang tidak kompeten dalam memimpin sebuah organisasi.

Katanya, pemimpin yang rendah hati lebih efektif dan produktif dalam organisasi.

Dia menambahkan bahwa sikap arogan dan kasar tidak menjadi kriteria psikologis yang ideal untuk menjadi seorang pemimpin dalam organisasi.

Sebaliknya, pemimpin yang selalu merasa benar justru menunjukkan sikap negatif selama menjalani tugas menjadi ketua di sebuah organisasi.

Tentunya, Ketua PC GP Ansor seharusnya melakukan introspeksi terhadap sikap kritis yang dilontarkan oleh sahabat-sahabat di Kecamatan Maesan. Bukan justru malah merespon ingin memberangus dan menghabiskan keberasaan kader-kader GP Ansor mereka dengan ancaman tidak mau menandatangani surat pengajuan SK kepengurusan PAC yang akan disampaikan ke PW GP Ansor Jatim.

BACA JUGA :
NR. Icang Rahardian, SH Kembali Menahkodai IWO Indonesia Periode 2023 - 2028

Dia mengingatkan, Jika itu sampai dilakukan, maka sama halnya ketua PC GP Ansor Bondowoso saat ini memberangus dan mematikan kaderisasi GP Ansor di Kecamatan Maesan.

Dan tentunya, ini menjadi sejarah buruk dalam kepemimpinan PC GP Ansor Bondowoso saat ini, yang sebelum-sebelumnya tidak pernah ada.

Dia mengatakan, bukankah para Kiai di PC NU Bondowoso kemarin sudah memberikan saran dan nasihat tidak anti kritik dan harus bersikap profesional di organisasi.

“Ingat, pemimpin yang arogan terlalu bodoh untuk mengakui kesalahan mereka. Ini dinamakan Duning-Krueger Effect. Artinya, mereka merasa apa yang mereka lakukan selalu benar. Kenyataannya, mereka tidak tahu bahwa apa yang mereka tahu itu sedikit dan tidak penting,” pungkasnya.(red)