banner 728x250

Riyono Tekankan BUMN Harus Bergerak, Maraknya Pasokan Gula Impor dari Luar, Merugikan Pedagang Gula Dalam Negri

Riyono Tekankan BUMN Harus Bergerak, Maraknya Pasokan Gula Impor dari Luar, Merugikan Pedagang Gula Dalam Negri

 

Jakarta, SIBERNEWS.CO.ID – Petani, pabrik gula dan juga pedagang susah semua saat gula hasil giling menumpuk di gudang. Ratusan ton gula yang biasanya dibeli dengan HET ternyata sampai saat ini belum juga dibeli oleh pedagang. Ada yang mau membeli dengan harga di bawah HET, atau 14.350 rupiah.

Jelas rugi dan tidak sesuai ketentuan. Petani dibawah naungan RNI dan SGN yang merupakan anak usaha ID Food menunggu janji kehadiran negara untuk membeli gula petani.

BACA JUGA :
Kapolri: Raih Kepercayaan Publik untuk Terus Kawal Kebijakan Pemerintah

“Gula petani harus prioritas yang dibeli, gula impor jangan masuk lagi karena akan merugikan petani dan pedagang gula dalam negeri” papar Riyono.

Saat ini di RNI dan SGN ada gula petani kisaran 104 ribu ton senilai hampir 1,5 Trilyun yang harusnya dibeli oleh negara untuk keperluan penetrasi pasar agar harga terjangkau masyarakat.

“Saat ini ada merk gula rafinasi yang di beri vitamin dijual di market bebas dengan harga 17.500 rupiah. Terlalu mahal jika dilihat biaya produksi dimana bahannya ada rafinasi dari impor yang belinya harga 10.000 sampai Indonesia” tambah Riyono Caping Aleg Komisi IV FPKS

BACA JUGA :
Soal Coretan di Polres Luwu, Kapolri Sudah Instruksikan Kadiv Propam untuk Dalami

Pemberitaan media terkait gula rafinasi yang membanjiri pasar rakyat sangat merugikan petani dan juga konsumen. Harga mahal semakin membuat daya beli rakyat menurun, ini tentu membuat pergerakan ekonomi di level rakyat akan susah.

“BUMN harus bergerak cepat, beli gula petani dengan HET, jaminan gula ada di gudang pabrik. Mekanisme anggaran yang berasal dari Danantara harus dipercepat, jika dalam pekan ini atau pekan depan belum juga cair maka petani akan sangat kasihan” tambah Riyono.(Rif)

error: Content is protected !!