banner 728x250

Puluhan Media Dan Lsm Geruduk Kantor Desa Ngranti Tulungagung Ada Apa..?

banner 120x600

Tulungagung, SIBERNEWS.CO.ID – Inilah jawaban Kepala Desa Ngranti Yulianto, S. Pd, waktu di geruduk oleh puluhan wartawan dan Lsm di kantornya.

Mana yang salah dan mana yang benar akhirnya sedikit ada titik terang, lewat penjelasan dan jawaban dari Kepala desa Ngranti Yulianto, S.Pd, lewat perdebatan dengan Media Lsm yang hadir. Senen 27/08/2024.

Dengan hadirnya Toko modern atau yang dikenal dengan Indomaret ditengah pasar rakyat desa Ngranti membuat keresahan di kalangan pedagang kecil serta toko-toko warga sekitar pasar tradisional tersebut.

Tidak ketinggalan puluhan penjual sayur dan sembako juga jajanan dan minuman yang didasarkan dibedak- bedak yang puluhan jumlahnya itu juga merasa sedih dan resah.

Ternyata ijin pendirian indomaret itu ditanda tangani oleh Yulianto dengan hanya membaca sekilas.
“Saya baca sekilas ijin pendirian Toko waralaba tapi tidak tahu kalau dijadikan indomaret.” Kata Yulianto.
Ditempat yg sama Yulianto juga membeberkan tentang pasar bahwa,
“Itu pasar templek saya rasa bukan pasar resmi jadi tidak ada masalah sebetulnya.” kata Yulianto.

Seketika perkataan Yulianto tersebut langsung dibantah oleh Endro.
“Haah mohon maaf bapak, bapak jangan bilang itu pasar templek. Seharusnya bapak lebih tahu karena bapak kepala desanya. Kalau itu pasar ada sudah berpuluh-puluh tahun sejak nenek moyangnya.”
Dan kalau Pasar templek itu hanya beberapa orang bisa 10 atau 20 orang yg berkumpul berkerumun utk berjualan disuatu tempat atau pinggir jalan.” kata Endro.

BACA JUGA :
Bentuk Kepedulian Terhadap Masyarakat Tidak Mampu Yang Dilakukan Oleh Pemdes Gesikan

“Apakah bapak tidak melihat itu pasar kanan kiri ada puluhan toko, puluhan bedak, bahkan ada ratusan orang berjualan dan juga saling bertukar dagangan.
“Juga harus bapak ketahui kalau jarak toko modern dengan pasar rakyat itu harus minimal 750 meter.” tambah Endro.

“Jangan bilang itu pasar tidak resmi hanya pasar templek karena didalam Perda no 1 th 2018 bapak baca sendiri.
Tidak ada kata yang menyebutkan pasar templek atau pasar tidak resmi. Disitu disebut Pasar tradisional. Jadi ya pasar Ngranti itu Pasar tradisional.” terang Endro.

Diwaktu yang sama Yulianto mengatakan “Kalau ingin menyalahkan sebenarnya ya sana pihak perijinan saman salahkan yang meberi ijiin utk usaha, jangan saya.” jelas Yulianto

BACA JUGA :
Ucapan Sumpah Janji 50 Anggota DPRD Tulungagung Periode 2024 - 2029 Kini Resmi di Lantik

Sebagai Ketua LSM LP- KPK Endro menanggapi dengan nada agak keras menjawab. “Lho Anda sebagai kepala desa yang menanda tangani perijinan kok malah kami disuruh menyalahkan pihak perijinan.” kata Endro.

Ditempat yang sama Langgeng ketua L-GMAS juga menambahkan “Ijin tidak akan bisa ada atau berjalan tanpa sampean menandatanganinya pk Yulianto. “Jelas yg pertama memberi ijin tanda tangan sampean. Sebagai pemangku jabatan tertinggi di desa. Gimana sampean pak Yulianto kok bisa ngawur jadi kpl desa.” Kata Langgeng.

Waktu Langgeng menyinggung menanyakan arsip terkait adanya indomaret Yulianto juga menjawab sembari bingung di bawa sana. Tanpa menyebut siapa orangnya.

“Informasi warga Lingkungan atau warga sekitar juga tidak di ajak musyawarah ya Pak.? ” Yulianto menjawab “Tidak.”
“Dan informasinya yang punya indomaret itu masih Saudara salah satu Dokter Tulungagung yang akan maju di AG 1 ya Pak.” tanya serentak semua media yang hadir.
Yulianto menjawab ” iya.”
“Haduuh betul keluarga pak Ksl.” kata Endro sambil pegang kepala depan.

Dari semua penjelasan jawaban Yulianto tersebut jelas sebagai kepala desa Yulianto tidak memperhatikan dan mempetimbangkan dampak sosial ekonomi warganya yang berjualan di kanan kiri Indomaret. Padahal mereka yang berjualan merasa khawatir dan resah daganganya akan tidak laku dengan munculnya indomaret tersebut yang akan bisa memperburuk kondisi ekonominya.

BACA JUGA :
Gubernur Khofifah Buka Jambore BUMDesa Jawa Timur ke-3 Di Tulungagung

Jelas Yulianto hanya memikirkan satu pihak orang tanpa harus memikirkan sekian banyak warganya yang berjualan.

Dengan adanya Indomaret ditengah pasar tradisional Desa Ngranti ini sudah sering menjadi contoh bahwa ekonomi rakyat kecil sering tersingkirkan.**/adt

Penulis : bambang.