SITUBONDO, SIBERNEWS.CO.ID- Diaspora Situbondo gelar acara urun mengambil tema “Mole Atellas” Sumbang Pikir Situbondo Naik Kelas”, Diaspora Situbondo menggelar urun rembuk bersama warga Situbondo yang sukses di luar daerah dan luar negeri.
Acara yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah ini diikuti oleh ratusan peserta. Kegiatan tersebut berlangsung di Pendopo Graha Amukti Praja.
Hadir sebagai pembicara antara lain Brigjen Pol Sulastiana (Auditor Kepolisian Utama TK II Itwasum Polri), Akbar Hanif Dawam A (Kepala Saintis BRIN), Heri Susanto (pengusaha peternakan dan properti di NTB), Febrianti Nadira (praktisi hubungan masyarakat dan aktivis digital PR), serta Hafizh Rafizal Adnan (mahasiswa S3 di Singapura) yang bertindak sebagai moderator.
Ketua Panitia Diaspora Situbondo, Abhiseka Naufal Marvelian, mengatakan bahwa kegiatan Mole Atellas yang digelar oleh Diaspora Situbondo ini difasilitasi oleh Pemerintah Daerah, Rabu (02/04/2025).
Kegiatan ini sengaja dilaksanakan saat momen Lebaran, karena banyak warga Situbondo yang sukses di luar daerah maupun luar negeri pulang kampung.
“Kami memanfaatkan kesempatan ini untuk mengundang dan bertemu dengan seluruh diaspora yang berasal dari Kabupaten Situbondo, yang kini telah menjadi orang-orang hebat dan sukses. Alhamdulillah, hampir semuanya hadir di Pendopo Bupati Situbondo,” ujarnya.
Tujuan utama dari kegiatan ini, lanjut Abhiseka Naufal Marvelian adalah membangun relasi dan jaringan dengan sesama diaspora Situbondo.
“Jika ini dilakukan oleh orang-orang Situbondo, maka komunikasi akan lebih mudah karena sudah sama-sama memahami karakter. Kabupaten Situbondo,” tambahnya.
Selain itu, harapannya, kegiatan ini dapat menarik lebih banyak investasi ke Kabupaten Situbondo. Hal ini dibuktikan dengan adanya komunikasi intens terkait investasi yang akan masuk, baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Salah satu yang sedang dalam tahap pembahasan adalah pendirian sekolah kapal pesiar serta kolaborasi dengan para pebisnis sukses yang siap berinvestasi di Situbondo.
Sementara itu, Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, melalui sambungan Zoom Meeting menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan bagi diaspora Situbondo untuk memberikan gagasan membangun Kabupaten Situbondo secara bersama-sama untuk lima tahun ke depan.
“Ayo kita hentikan perbincangan tentang seharusnya Situbondo begini, seharusnya Situbondo begitu. Kita harus lebih maju dari sekadar pemikiran itu. Dalam bidang apa pun rekomendasinya, itu akan kita eksekusi. Yang penting, dalam rekomendasi itu ada dampak dan manfaat bagi masyarakat Situbondo, sehingga dapat kita sandingkan dengan visi Situbondo Naik Kelas,” ujar Mas Rio.
Mas Rio menambahkan bahwa untuk mencapai Situbondo Naik Kelas, perlu mengombinasikan perencanaan anggaran dengan arah kebijakan yang tepat. Di sinilah rekomendasi dari diaspora sangat dibutuhkan.
“Ketika kita berbicara tentang pergerakan ekonomi, pasti kita berbicara tentang government spending. Indonesia, termasuk Situbondo, sangat bergantung pada transfer dari pusat, sehingga government spending menjadi pilihan utama. Namun, itu tidak cukup. Bagaimanapun, rumus pertumbuhan ekonomi selalu melibatkan investasi. Di sinilah peran diaspora sangat signifikan, baik melalui investasi langsung maupun dengan membangun jaringan,” katanya.
Brigjen Pol Sulastiana, atau yang akrab disapa Brigjen Ana, menyoroti pentingnya meningkatkan minat baca masyarakat agar memiliki wawasan yang lebih luas.
“Saya siap menyumbangkan buku untuk masyarakat Situbondo dengan konsep pojok baca yang ditempatkan di taman-taman kota,” ujarnya.
la juga mengusulkan agar pemerintah daerah bekerja sama dengan penyedia layanan seluler untuk menyiarkan informasi edukatif secara berkala.
“Misalnya, seminggu sekali ada siaran singkat tentang bahaya narkoba atau isu penting lainnya. Ini akan membantu masyarakat mendapatkan informasi yang bermanfaat,” tambahnya.
Terkait acara Mole Atellas, Brigjen Ana menyampaikan apresiasi dan menegaskan bahwa diaspora Situbondo harus tetap aktif berkontribusi.
“Jangan hanya sekadar berbicara. Harus ada aksi nyata. Saya sendiri siap mendukung program penghijauan di Situbondo dengan menyumbang ribuan pohon, asalkan programnya benar-benar dijalankan,” tegasnya.
Ahmad Bashori, salah satu peserta dari Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, yang sukses di bidang perhotelan, pariwisata, dan perkebunan di Bandung, menekankan pentingnya komitmen pemerintah daerah dalam menjamin keberlangsungan investasi.
“Investasi tidak cukup hanya untuk lima tahun, tetapi bisa mencapai 10 hingga 30 tahun. Sayangnya, ketika ada pergantian kepemimpinan, kebijakan yang sudah baik sering kali tidak dilanjutkan. Hal ini membuat investor ragu,” ujarnya.
la mengusulkan agar Bupati dan DPRD menerbitkan peraturan daerah (Perda) yang memberikan kepastian hukum bagi investor. Selain itu, ia juga mendorong kemudahan perizinan serta perlindungan dari intervensi pihak-pihak tertentu yang dapat menghambat investasi.
Di bidang pendidikan, Ahmad Bashori juga mengusulkan agar Situbondo memiliki perguruan tinggi negeri atau sekolah taruna dengan jurusan pelayaran dan perikanan.
“Jika ini terwujud, akan ada ribuan mahasiswa dari luar daerah yang datang ke Situbondo. Ini akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi dan UMKM,” pungkasnya.
(Uday/Adv)