Lumajang, SIBERNEWS.CO.ID – Ketua POKMAS Unggul Nursamsi Huntap – Huntara Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa-Timur memberikan klarifikasi terkait perihal bantuan hibah domba dari UNAIR Surabaya sebanyak 70 ekor dengan rincian jantan 20 ekor dan betinanya 50 ekor.
Sedangkan dari Darul Tauhid (DT) sejumlah,100 ekor domba khusus untuk Pokmas Ternak Unggul beranggotakan 10 orang.
Kemudian menurut keterangan Nursamsi bantuan domba tersebut dibagikan ke kedua pokmas. Pokmas Ternak Unggul dapat 30 ekor dan Pokmas Ternak Jaya mendapatkan 30 ekor dan sisa 10 ekor untuk anggota baru lima orang.
Berita viral di beberapa media online bahwa ada dugaan penyimpangan dalam program pengembangan ternak domba dan pengelolaan mata air di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
Berita tersebut di bantah ketua Pokmas Ternak Unggul dan Safi’i mantan kades Sumbermujur bahkan langsung dijelaskan saat audensi secara gamblang.
Hal itu sudah dijelaskan oleh Nursamsi ketua Pokmas Unggul saat audensi warga hunian tetap (huntap) terdampak erupsi Semeru pada Senin (10/2/2025) di kantor desa Sumbermujur.
Bahwa pertemuan tersebut juga dihadiri Bhabinkamtibmas, Babinsa serta dari LSM LIRA dan Grib Jaya.
Nursamsi menjelaskan bahwa domba yang dari BNPB Pusat sejumlah 70 ekor, sudah dikelolah bersama anggota kelompok dan dirasakan manfaatnya.
“Bantuan 70 ekor domba dari BNPB Pusat kami kelolah bersama Pokmas Ternak Jaya dengan anggota dan berkembang menjadi 150 ekor,” jelas Nursamsi pada wartawan, Jumat ( 14/2/2025).
Selain itu, warga juga menanyakan tentang pengelolaan mata air Bumi Semeru Damai (BSD), lantaran diduga tidak sesuai prosedur dan muncul indikasi intimidasi terhadap warga huntap.
Safi’i tokoh masyarakat Sumbermujur juga sebagai relawan menerangkan terkait pengelolaan sumber mata air Bumi Semeru Damai ( BSD ) bahwa Pemdes Sumbermujur tidak ikut dalam mengelolahnya.
“Jadi BSD tidak ada yang mengelolah secara resmi, bahkan Pemdes Sumbermujurpun tidak ikut menangani. BSD bisa berjalan karena dibantu relawan dan SKD untuk penanganannya, dan dalam tempo empat bulan di Sumbermujur sumber mata air mengalami penurunan debit mata air,” jelas Safi’i.
Masih kata Safi’i, bahwa relawan dan SKD dalam membantu pengelolaan penanganan penyaluran air ke rumah-rumah warga Huntap tanpa dibayar dan tanpa memungut biaya sepeserpun ke warga.
Selanjutnya, di tahun 2022 Desa Sumbermujur mengalami musibah banjir bandang dan berakibat pipa pipa pvc yang berfungsi menyalurkan air dari sumber mata air ke tandon mengalami rusak total.
“Dan kami langsung mengajukan proposal ke IKA UNAIR berupa pengadaan pipa (6 dim) sama seling dan besi,”papar Safi’i.
IKA UNAIR merespon proposal warga Huntap-Huntara dan langsung memberikan bantuan barang-barang sesuai proposal tersebut.
Dan dalam pengerjaan pembangunan pipa saluran air dikerjakan masyarakat Huntap dan Huntara secara swadaya.
Hari ini, Jumat (14/2/2025) warga Huntap mendapat bantuan dari HSI Berbagi berupa pipa 6 dim sepanjang 1200 meter.
Menurut Ahmad Solikin, bantuan pipa itu akan dipasang dari sungai tunggeng ke tandon pusat untuk memenuhi kekurangan air warga Huntap(Djk.P)