banner 728x250

Bisnis Indonesia – Vietnam, Haji Lilur Jadi Raja Lobster Dan Batubara

banner 120x600

SITUBONDO, SIBERNEWS.CO.ID- Balad Grup dengan mengembangkan bisnis E-BARA (Ekspedisi Barong Nusantara dan Ekspor Batubara) merupakan bisnis menjamin dan berkembang pesat di Vietnam, bisnis yang diciptakan oleh pemuda Situbondo yakni, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy yang merupakan cicit Ken Arok sukses dilirik oleh dunia, Rabu (25/9/2024).

Udang Barong adalah Nama Bahasa Indonesia dari Lobster, nama lainnya juga adalah Udang Karang, meskipun Masyarakat Indonesia sudah lebih familiar dengan sebutan Lobster.

Vietnam sudah berbudi daya lobster sejak tahun 1992, Vietnam melibatkan banyak Perguruan Tinggi mereka untuk melakukan penelitian tentang cara terbaik berbudi daya lobster, hasilnya adalah mereka menjadi Jawara Eksportir Lobster terbesar di Dunia.

Sejak tahun 1992 sampai tahun 2024 perkembangan budi daya lobster Vietnam meningkat dengan Pesat, per Tahun 2024 Budi Daya Lobster Vietnam sudah menyentuh Angka Miliar Ekor Lobster, budi daya Lobster Vietnam terletak di 3 Sentra Provinsi:

1. Provinsi Phu Yen

2. Provinsi Khan Hoa

3. Provinsi Ninh Thuan

Hasil Penelitian Vietnam untuk budi daya Lobster secara Garis Besar ada 7 Hal:

BACA JUGA :
Jelang Ramadhan Tiba Satsamapta Polres Situbondo Sita Beberapa Botol Miras

1. Berbudi Daya di Kedalaman Laut:

° Keramba Jaring Apung ditenggelamkan di bawah permukaan Air Laut di kedalaman Variatif mulai 3 Meter, 5 Meter, 7 Meter.

2. Berbudi daya di TELUK TERTUTUP.

3. Teluknya tidak berombak.

4. Teluknya tidak bergelombang.

5. Teluknya tidak berarus.

6. Kedalaman Teluk di posisi air laut surut adalah 5 Meter.

7. Tingkat Keasinan Tinggi dan jauh dari Aliran Air Tawar.

Sementara itu, Indonesia, meskipun kaya akan benih lobster, masih tertinggal. Budidaya terbesar di Indonesia hanya ada di Lombok Timur, dengan 200.000 ekor, jauh dari miliaran ekor yang dibudidayakan Vietnam. Namun, jangan salah, Vietnam sangat bergantung pada benih lobster dari Indonesia. Ironisnya, karena larangan ekspor benih lobster dari Indonesia, Vietnam mendapatkannya melalui penyelundupan. Meski begitu, kabar baiknya, mulai Januari 2024, kedua negara sepakat untuk kembali melegalkan perdagangan ini, dengan istilah baru “budidaya lobster di luar negeri.”

Namun, cerita lobster ini tak selalu mulus. Sejarah mencatat, Menteri KKP Indonesia Eddy Prabowo pernah tersandung kasus korupsi terkait ekspor benih bening lobster.

BACA JUGA :
Tangkal Berita Hoax APSI Situbondo Gelar Pertemuan Rutin

Lobster Indonesia Siap melejit diinisiasi pengusaha Indonesia, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, punya mimpi besar: mengalahkan Vietnam dalam hal budidaya lobster. Dengan rencana ambisius untuk memanfaatkan 567 teluk di 27 provinsi Indonesia, ia optimis Indonesia akan menjadi raja lobster dunia. Salah satu langkah nyatanya adalah pengajuan proposal budidaya di Teluk Rote Ndao, NTT, dan Gugusan Teluk Kangean, Jawa Timur.

Pasar Lobster yang Menggodamenggiurkan: pasar terbesar lobster dunia adalah China, terutama saat perayaan Tahun Baru China. Harga satu ekor lobster bisa mencapai Rp 1,8 juta hingga Rp 4 juta, tergantung beratnya. Bisnis ini jelas sangat menggiurkan.

Batubara: Pertarungan terhebat lobster adalah permata biru laut, maka batubara adalah emas hitam. Vietnam, dengan populasi mencapai 100 juta jiwa, semakin bergantung pada pasokan batubara dari Indonesia. Kebutuhan batubara Vietnam mencapai 60 juta metrik ton per tahun, dan sejak 2015, Indonesia menjadi pemasok utama untuk Vietnam Selatan, menggantikan Rusia dan Australia.

BACA JUGA :
Wujudkan Kamtibmas Kondusif Di Situbondo Andi Sinjaya Gelar Ngopi Bareng Wartawan

Pengusaha Indonesia, Haji Lilur mengambil 25% dari pasar batubara Vietnam. Dengan semangat ia bertekad untuk menjual batubara Indonesia langsung di “Depan Pintu” rumah Vietnam.

“Populasi Penduduk Vietnam Nomer Dua di Asia Tenggara setelah Indonesia, jumlah penduduk Vietnam per hari ini adalah 100.000.000 Jiwa. Keperluan Batubara Vietnam yg didatangkan dari Indonesia adalah 60.000.000 Metrik Ton. Saya tertarik utk mengambil suplai 25%-nya saja,” ujarnya.

(Uday)