banner 728x250

Bekerja Dengan ilmu Puncak Pencapaian Perjalanan Usaha Perikanan Budidaya Cicit Pangeran Kanduruhan

banner 120x600

SITUBONDO, SIBERNEWS.CO.ID- Owner Balad Grup HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy atau Kanjeng Pangeran Krendo Panulahar dan atau Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara atau yang dikenal dengan Cicit Pangeran Kanduruhan

Raja Sumenep bin Sultan Fatah Sultan Demak bin Prabu Brawijaya V Raja Majapahit, sebagai Negara yang berada di Tengah Garis Katulistiwa atau Equator, Republik Indonesia memiliki banyak sekali keistimewaan. “Melimpahnya flora dan fauna serta biota laut, salah satunya Lobster alias Udang Barong, bukti bahwa Indonesia Kaya Raya,” demikian disampaikan HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, Owner Balad Grup, Sabtu (8/3/2025).

HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, dibutuhkan secara mutlak oleh Negara Cina. Cina memerlukan sekitar 7 miliar ekor Lobster setiap tahunnya. Mayoritas keperluan lobsternya disuplai dari Negara Vietnam, Selandia Baru, Australia, Amerika dan sedikit dari Negara Indonesia.

“Cina sangat Ahli dalam melakukan Rekayasa Genetika. Sebagai Pengusaha Perikanan Budidaya Indonesia, Saya mencoba menerobos Pasar Lobster di Negara Cina. Dan saya merangkul 3 Kolega untuk meneguhkan Hegemoni Pasar di Negara Cina. Seperti, Philip Gu memiliki dua Kewarganegaraan yakni Singapura dan Australia. Dia juga menjadi konsultan Perikanan PBB selama 10 Tahun dan memiliki Perusahaan Rumput Laut yang IPO di Australia,” pungkasnya.

Nilai Saham IPO, sambung Haji Lilur, panggilan akarab HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, perusahaan milik Philip Gu naik 8.000 kali lipat pada hari pertama listing dan beberapa hari setelahnya.

“Ahli IPO, saya perlukan untuk membantu perusahaan-perusahaan saya menuju IPO. Sedangkan, ahli Hatchery Lobster dan Rekayasa Genetika Lobster di Cina yakni Cao Cung alias Cao Yue Ming,” tuturnya.

Selanjutnya, Lin Li Dekan di Fakultas Zoology. Zhongkai College of Agricultural Engineering (Haizhu Campus). Berikut Profil Lin Li, PhD student in Virology, University of Hamburg, Germany; Director of Chinese Society of Fisheries; Member of Fish Disease Committee of Chinese Fisheries Society; Executive Director of Guangdong Fisheries Society; Member of the Academic Committee of Guangdong Provincial Key Laboratory of Health and Safety Aqua culture.

Lin Li juga Member of the Academic Committee of Guangxi Key Laboratory of Aquatic Genetics, Breeding and Health Breeding; Member of the Academic Committee of Hubei Engineering Center for Pond Health Breeding; Member of the Academic Committee of the Key Laboratory of Freshwater Fish Breeding and Healthy Culture, Chinese Academy of Fishery Sciences. “Bersama tiga kologenya tersebut, maka saya yakin penaklukan Pasar Perikanan Budidaya di Cina tinggal menunggu waktu,” jelas Haji Lilur.

Bandar Laut Dunia Grup (BALAD Grup) sedang berbudidaya Lobster, Kerapu, Kerang, Kepiting, Teripang, Anggur Laut, Rajungan, Rumput Laut dan Udang (LOKETARU) di Gugusan Teluk Kangean, Madura, Jawa Timur. Lokasi Budidaya yang dilakukan BALAD Grup berada pada Area seluas 90.000 Ha. Area 90.000 Ha ini dibagi menjadi beberapa bagian budidaya dengan lokasi budidaya terluas untuk Rumput Laut 50.000 Ha.

“Sedangkan, lokasi budidaya Lobster di 16 Teluk seluas 8.000 Ha. Lalu sisanya dibagi secara fungsional pada budidaya LOKETARU lainnya. Jum’at Minggu depan Saya yakini sebagai Puncak dari Pencapaian Perjalanan Usaha Perikanan Budidaya Balad Grup. Karena pada Jum’at 14 Maret 2025 perjalanan Usaha Perikanan Budidaya sudah akan mencapai puncaknya, maka saya akan diam di medsos. Saya tidak akan bercerita lagi soal Usaha Perikanan Budidaya,” kata Haji Lilur.

Haji Lilurakan berbicara ⁠Usaha Rempah Nusantara Mendunia. “⁠Saya akan memulai bisnis rempah-rempah sejak akhir April 2025. Masa transisi dari Puncak Pencapaian Usaha Perikanan Budidaya selesai, maka saya Usaha dagang rempah-rempah Nusantara yang akan diisi dengan cerita ngopi-ngopi di banyak Kota baik di Indonesia maupun Kota-kota di belahan Dunia,” tandasnya.

(Uday)