Situbondo, SIBERNEWS.CO.ID _ Pengelola tempat Wisata Beach Forest yang berlokasi di kawasan Hutan lindung Petak 41 PKPH Panarukan Kabupaten Situbondo diduga melecehkan profesi wartawan.
Pelecehan ini dilakukan oleh pengelola tempat wisata tersebut, Sulaiman yang diketahui sebagai warga Kecamatan Kendit Kabupten Situbondo.
Dugaan pelecehan ini bermula saat sejumlah wartawan dari beberapa media hendak melakukan konfirmasi terkait alih fungsi Hutan lindung.
Namun, saat para pencari berita ini belum sempat mengajukan pertanyaan, Sulaiman justru melontakan perkataan bernada melecehkan profesi wartawan.
Sulaiman berucap kepada wartawan jika ingin meminta uang rokok akan diberikan, jika ingin menulis (buat berita) tulis sebanyak-banyaknya. Dan apabila ingin bermusuhan, silahkan bermusuahan.
“Mau nulis? silahkan ditulis mun minta’a pessena rokok abele ( jika mau minta uang rokok bilang), mohon maaf saya sarjana hukum, pelanggaran apa yang saya lakukan? undang undang apa yang sampian pakek? saya juga punya referensi dan aturan juga dan saya paham. Ranting yang dipotong untuk memperindah salahnya dimana, tulis la pabennya’ dengan dialek bahasa madura (tulis sebanyak banyaknya) pakek media apa saja tulis dah,” katanya dengan nada menghina terhadap para wartawan media yang tergabung di organisasi IWO.
Tindakan ini pun menjadi perhatian para aktivis salah satunya Deni Rico dari Lembaga Tapal Kuda yang mengaku geram atas sikap dan perkataan pengelola Wisata Beach Forest.
Menurutnya, perkataan yang tidak pantas diucapkan ini menjadi sebuah pelecehan kepada profesi wartawan yang hendak meluruskan temuan dari beberapa lembaga.
“Dalam waktu dekat ini kami akan mempersiapkan segala hal apa yang sudah menjadi temuan kami nantinya dan saya pastikan akan melaporkan ke Polda Jawa Timur, karena ini menjadi beban moral bagi kami jika kami tidak bisa mengungkapkan fakta apa yang sebenarnya sudah terjadi,”kata Rico
Deni Rico juga menambahkan jika dirinya akan segera melaporkan apa yang sudah menjadi kekecewaan para wartawan.dan ini semua dianggap sebuah pelecehan profesi wartawan.
Sementara Arif Ismail selaku pemerhati lingkungan asal Desa Arjasa Situbondo, juga mengatakan kekecewaannya karena belum sempat mempertanyakan permasalahan sudah mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
“Saya bermaksud untuk sekedar konfirmasi bersama teman teman wartawan, namun sampai disana sudah mendapat tanggapan dan respons yang kurang menyenangkan, dianggap kami meminta uang rokok, dan menantang kami untuk segera melaporkan dan menyuruh para wartawan untuk menulis sebanyak banyaknya dengan nada menantang dan tak pantas diucapkan selaku pengelola wisata Beach Forest,” pungkansya. ( RD )