Situbondo, Sibernews.co.id _ Setelah Gubernur Jawa timur Khofifah Indar parawansa, meresmikan pengoperasian pelabuhan Jangkar Situbondo, Jawa Timur, untuk koneksivitas transportasi laut dari beberapa wilayah kepulauan di Madura, salah satunya dalam hal memberi pelayanan penyebrangan angkut ternak antar kepulauan.
Menurut Nyono, Kadishub Jawa Timur sebagaimana di himpun media sibernews, yang memaparkan bahwa pelabuhan Jangkar juga akan melayani angkutan ternak dari kepulauan Sumenep Madura, baik dari Sapudi, Raas dan kepulauan Kangean yang memenuhi standart perlakuan hewan. Dengan harapan tidak ada lagi ternak yang diceburkan kelaut, tapi langsung diangkut oleh truk atau kendaraan hewan. Rabu(22/12/2021)
Pernyataan Kadishub Jatim Itu direspon positif oleh Akhmadi Adi podei selaku Ketua Asosiasi Wartawan dan LSM Sapudi Sumenep ( AWALS).
” Saya Sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih apa yang diutarakan Kadishub Jatim, utamanya ibu gubernur Khofifah Indar parawansa, yang telah memperhatikan warga kepulauan Sumenep dengan dioperasikannya Pelabuhan Jangkar, yang telah memprioritaskan layanan bagi masyarakat pulau yang mau kejawa dan Bali” ungkap Akhmadi. Selasa ( 21/12/2021).
” Lebih-lebih dalam perhatian pelayanan angkutan hewan ternak” lanjut Akhmadi.
Lebih lanjut menurut Akhmadi memaparkan tentang Angkutan ternak telah lama pihaknya berharap ada perhatian khusus dari pemerintah, baik di tingkat dua lebih lebih provensi atau pusat. Karena selama ini sistem angkut hewan di pulau Sapudi terlalu Ironis, hewan Sapi harus berenang sebelum mencapai perahu angkut menuju pelabuhan Kalbut atau pelabuhan Dungkek Sumenep.
“Dan sampai ditujuan di pelabuhan Kalbut juga pelabuhan Dungkek, kembali sapi sapi itu Turunnya dicebur kelaut, dan cara angkut ini sangat lama dilakukan masyarakat pulau” terangnya
Masih Akhmadi ” bahkan Saya dengan kepala Syahbandar Sapudi Rudi Susanto SH.,MH pernah mengupayakan tanggah dan meminta perahu angkut sapi menepi ke jembatan pelabuhan, dengan harapan Sapi sapi itu lebih enak melewati tanggah ke dalam perahu, tapi itu gagal dan mengalami kesulitan. Dikarenakan faktor Pasang surut air laut apalagi gelombang lumayan besar, sistem ini tidak bisa diterapkan. dan terpaksa sapi sapi itu sebagian harus berenang untuk dinaikkan ke perahu dan sebagian untuk sapi kecil langsung turun lewat jembatan pakai bantuan tali” jelasnya.
” Lebih tepatnya pemerintah harus memperhitungkan jadwal kapal Ferry atau kapal khusus angkut hewan sapi ini disesuaikan dengan hari Pasaran Sapi, karena para pedagang sapi itu memadukan hari pasaran yang dijawa dan Sapudi, begitupun dengan yang dari lokal daratan Sumenep” tutupnya.(Ben)