Banyuwangi, SIBERNEWS.CO.ID _ Bencana alam banjir yang menerjang Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, kabupaten Banyuwangi pada (3/11) Pekan lalu masih menyisahkan polemik yang tak kunjung selesai.
Dalam pandangannya, wilayah kecamatan Kalibaru merupakan bidang wilayahnya berada dibawah bantarn area Hak Guna Usaha (HGU) Perum Perhutani dan juga PTPN XII yang merupakan lahan komoditi dibawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sehingga untuk mengungkap tabir asesmen publik atas terjadi bencana alam banjir dibeberapa wilayah banyuwangi kususnya yang terjadi di desa kalibaru wetan, pihak Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (PC ISNU) kecamatan Glenmore dan Kalibaru gelar acara Dialog bertakjub” Ahli Fungsi Lahan Berkah Dan Musibah Untuk Siapa ?”.
Acara dihadiri oleh Forkopimka Kalibaru serta 7 pembicara, diantaranya ketua PC NU Banyuwangi (Gus Ali Maki Zaini) Bupati Banyuwangi (Ipuk Fuestiandani AA) Anggota DPR RI Komisi VI (Sony T Danaparamita SH ), wakil ketua DPRD Banyuwangi (Rulyono. SH) Anggota DPRD Banyuwangi (Samsul) Kormenbun PTPN XII Wilayah Banyuwangi (Sanuri)
Dalam sambutannya Gus Maki menyampaikan” dalam rangka menuju Hutara pihak PCNU telah menyiapkan 10 rumah dengan sistem sewa selama 10 tahun bagi warga yang menunggu rialisasi menuju Hutara. Dan sudah tidak masanya lagi saling menyalahkan. maka, dalam diolog pagi nantinya bisa dijadikan evaluasi kedepanya oleh pihak jajaran terkait,”ujarnya
Gus Maki juga menjelaskan bahwa setiap keseimbangan alam tetap akan menimbulkan dampak kedepanya.
“Semua hal tentu akan membuahkan hasil antara positif dan negatif, sehingga dalam peristiwa bencana banjir yang telah terjadi di desa kalibaru wetan mampu memberikan pelajaran bagi semua pihak, dari pada saling menyalahkan, solusi yang berujung dengan aksi kepada seluruh korban banjir secara maksimal.” Kata Ali Maki Zaini
Sementara Ketua PCNU Kabupaten Banyuwangi Abdul Azis menyampaikan” tercetusnya ide acara ini terjadi setalah pihak PCNU melakukan Bansos di wilayah dampak banjir desa Kalibaru wetan. Ada Sebuah Pabrik Gula Glenmore yang ada diwilayah PTPN XII, adanya pabrik tersebut sebenarnya telah muncul letupan-letupan penolakan atas pembangunan pabrik tersebut, sehingga adanya ahli fungsi lahan tanaman kakao, karet, kelapa menjadi tanaman tebu membuahkan tangisan kepada masyarakat,” Ungkapnya
Aziz menambahkan” Jika memang tanaman tebu terpaksa ada bisa memberikan dampak positif, nilai ekonomi tambahan kepada masyarakat Glenmore dan sekitarnya.”paparnya
Penegasan terkait regulasi di tegaskan oleh Sony T Danaparamita anggota DPR-RI komisi VI. Dirinya, menilai bahwa belum tentu pihak PTPN XII tidak patuh aturan.
” Tidak mungkin pihak PTPN XII lupa akan regulasi daerah, akan tetapi yang jelas, terjadi bencana banjir tersebut karna curah hujan dengan intensitas tinggi sebagai penyebabnya,”
Berbeda dengan apa yang telah di sampaikan oleh Sony. wakil ketua DPRD banyuwangi Ruliyono lebih menyampaik tentang hasil kerja.
” Kebijakan akan dilakukan dari hulu dan hilir bersama stickholder terkait tentang keselamatan masyarakat di atas segala gala nya,” terangnya
Rulyono menegaskan bahwa untuk PT glennevis dan PT Glenmore mengembalikan komoditi tanaman keras seperti semula dan tidak ada tawar dan menawar, Karan kedua perkebunan swasta tersebut tidak memiliki izin peralihan tanaman ataupun lahan.” Jelasnya
Dirinya juga merekomendasikan kepada pihak bupati agar tidak memberikan izin ada nya alih fungsi lahan tanaman kepada pihak manapun.
Menangapi hal itu pihak PTPN XII melalui Sanuri Kormanbun wilayah Banyuwangi menyampaikan“ acara ini memang momentum yang tepat dalam mengkaji semua aspek tentang apa yang terjadi saat ini akan musibah bencana alam banjir di area Kalibaru. Kami pun akan tetap dan fokus kepada relokasi warga terdampak banjir hingga saat ini, dengan segala upaya melalui aksi yang nyata di lapangan, semua penagulangan akan musibah bencana memang terkesan lambat, beberapa acara hering telah kami hadiri bersama pimpinan daerah yang lain, namun nyatanya hingga saat ini belum ada keputusan yang jelas atas hasil Hearing-hering tersebut,”ulasnya
Selain itu Sanuri menegaskan kini banyak opini yang bergentayangan bahwa pihak PTPN XII menjadi biang kerok semuanya atas bencana yang terjadi.
“Kami berharap adanya Solusi dari hasil hearing dan bukan mencari kambing hitam, lanjut untuk tempat relokasi berstatus SHM nantinya kami sudah siap, jika memang apa yang telah kami upayakan masih belum terlihat, silahkan kritik kami, silahkan demo kami, dengan catatan, jika dalam hal ini pihak PTPN XII hanya berpangku tangan semata, semua jajaran sudah berada dalam tempat yang sama, bersama dengan pihak-pihak di lokasi banjir tanpa mengenal waktu, semua pihak tentu sudah lelah, termasuk jajaran kami pun sudah lelah, beri kami ketegasan atas hasil Hearing yang telah terjadi.” Tegas Sanuri.
Dalam kesempatan tersebut perwakilan masyarakat Kalibaru Ivan mengatakan” Selama paska banjir tersebut pemerintah Banyuwangi belum berbuat apa-apa, semenjak terjadi banjir tersebut, beberapa jembatan yang runtuh pun belum mendapat tindakan dari pihak Pemerintah.”keluhnya
Dirinya juga menegaskan agar“ pihak Kormanbun menyampaikan kepada jajaran pimpinan PTPN XII segera mengembalikan tanaman seperti semula, yaitu karet. Semuanya demi masyarakat, maka dalam hal ini kami akan mengelar demo besar besaran bersama masyarakat Kalibaru di PTPN XII Afdeling Jatirono.” Ancam Ivan. (Herman)